Sunday, June 17, 2018

VAR di Piala Dunia, Memunculkan Drama Baru?



INFORMASI HARIAN - Pendukung tim nasional Inggris pastinya tidak akan melupakan kejadian saat Inggris melawan Jerman pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Inggris dipaksa mudik lebih dini dan sekali lagi mengubur mimpinya untuk berkuasa di turnamen internasional. Masalahnya, yang tersisa dari pertandingan itu adalah kontroversi saat wasit tidak mengesahkan gol Frank Lampard ke gawang Manuel Neuer.

Tendangan keras Lampard meluncur deras menerpa mistar atas gawang, memantul ke dalam melewati garis gawang, memantul lagi ke tiang atas dan baru ditangkap Neuer. Seisi stadion paham bahwa Inggris telah menyamakan kedudukan menjadi 2-2, pelatih Fabio Capello pun sudah mengekspresikan kegembiraannya di pinggir lapangan.

Namun, wasit dan asistennya berkata lain. Tidak ada gol. Wasitnya tidak melihat, asistennya juga. Mungkin mereka sedang rehat ngopi sambil ngemil rengginang. Entahlah. Frank Lampard hanya bisa shock dan memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. Seluruh Inggris shock, seluruh penggemar Inggris di seluruh dunia juga shock. Kecuali yang memang haters Inggris, dan tentu saja pendukung Jerman, mereka juga shock tapi senang.

Senang-senang shock gitu deh.agenbandarqonline


Maka perdebatan tentang perlunya teknologi video dalam membantu kerja wasit kembali mengemuka. Mereka yang pro teknologi meyakini kasus seperti itu tidak bisa terulang lagi, sebuah tim tersingkir gara-gara wasitnya melamun.
Mundur jauh ke belakang, ada gol tangan tuhan nan legendaris yang dibuat oleh seorang Maradona di Piala Dunia Meksiko 1986. Lagi-lagi gol kontroversial yang membuat Inggris tersingkir dari Piala Dunia. Duh Inggris, nasibmu memang pilu.

Meski demikian, pemuja drama dalam sepakbola meyakini segala kejadian di atas lapangan merupakan bagian permainan, termasuk jika wasitnya tiba-tiba kelilipan peluitnya sendiri sehingga tidak sempat melihat sebuah gol dan mengesahkannya. Bagi pendapat kontra, penggunaan teknologi bisa mengancam sepakbola itu sendiri. Nggak seru katanya, nggak nyeni bilangnya.agenbandarqonline

Sampai berpuluh tahun kemudian, orang-orang akan selalu menceritakan sebuah dongeng sepakbola tentang gol tangan tuhan Maradona. Dramatis, penuh emosi. Sudah dari sononya jika manusia memang suka dongeng. Nah, inilah mengapa wacana penggunaan teknologi video dalam sepakbola ditentang oleh para penikmat dongeng dan drama.

VAR di Rusia

Piala Dunia Rusia 2018, mencatat sejarah saat kali pertama diterapkannya teknologi video assistant referee (VAR) di perhelatan akbar putaran final Piala Dunia. Sebuah langkah baru yang dilakukan oleh FIFA, mengingat di level Eropa saja, UEFA belum berani menerapkan VAR di ajang prestisius seperti Liga Champios Eropa.

Memang tidak ujug-ujug FIFA menerapkan teknologi ini. Sudah beberapa turnamen level usia yang menguji coba VAR, demikian pula ajang Piala Konfederasi 2017. Hasilnya memantapkan FIFA untuk mengaplikasikan VAR di ajang paling akbar di dunia sepakbola, yakni World Cup alias Piala Dunia di Rusia.

Sabtu, 16 Juni 2018, atau lebaran hari kedua waktu Indonesia, saya terpaksa menyaksikan laga penyisihan grup C antara Prancis melawan Australia melalui streaming di layar smartphone. Maklumlah, sambil mengisi waktu di perjalanan saat berkeliling silaturahmi lebaran.agenbadarqonline

Ternyata,  di awal pertandingan tim underdog Australia mampu meredam agresivitas Prancis yang bertabur bintang. The Socceroos bahkan berani beradu fisik, mungkin terinspirasi gaya rugby yang populer di negaranya. Sementara Prancis malah terinspirasi adu ayam jago, menghentak-hentak tapi tidak mematikan.

Hingga saat itu datang, tepatnya di menit 55. Akselerasi Antoine Griezmann digagalkan oleh bek Australia (namanya lupa saya, maklum tidak populer). Jatuhnya Griezmann di kotak penalti lawan memaksa wasit harus berkonsultasi dengan asisten wasit dan VAR. Sampai di sini, sebagian penonton akan menganggap bahwa wasit sungguh bijak karena mengedepankan musyawarah alih-alih langsung menentukan sendiri keputusan penalti. Sungguh wasit yang tidak egois, amat pantas jika jadi idola embak-embak.

Penalti yang mulus dikonversi jadi gol oleh Griezmann. Lumayan, buat nambah pencapaian di CV, agen Griezmann pasti tersenyum karenanya.

Setelahnya memang Australia mampu menyamakan kedudukan, lewat penalti juga. Tapi handsball Samuel Umtiti memang terlihat jelas, tak perlulah dibahas lagi.

Nah, gol kemenangan Prancis yang dicetak Paul Pogba bisa jadi akan bernasib sama dengan gol Frank Lampard andai tidak ada VAR dan teknologi garis gawang (goal line technology). Tendangan keras Pogba menerpa tiang gawang dan memantul ke garis gawang sebelah dalam. Wasit jelas memutuskan itu gol, karena dia punya alat sensor dan komunikasi dengan asisten VAR.

Dua gol yang disahkan teknologi kini mewarnai Piala Dunia. Namun ada dua hal yang perlu digali dalam hal ini. Kasus gol kedua jelas tak terbantahkan mengingat garis gawang adalah mutlak karena garisnya lurus, tidak belok-belok. Nah, kasus gol pertama oleh Griezmann lah yang menjadi sorotan setelah pertandingan.agenbandarqonline

Griezmann jatuh di kotak penalti di tengah hadangan kaki bek Australia. Wasit sebenarnya galau, tapi VAR memantapkannya jika itu pelanggaran. Oh, ternyata VAR yang dibuat untuk menihilkan drama justru mampu menciptakan dramanya sendiri. Tayangan video ulang malah menjadikan perdebatan interpretasi. Rata-rata pendukung Australia melihatnya bukanlah sebagai pelanggaran, mungkin di benak mereka saat itu menganggap angin tiba-tiba berhembus kencang sehingga membuat Griezmann tersungkur saat mencoba masuk ke kotak penalti.

Ini semacam perdebatan melihat tayangan ulang saat Mohammed Salah di-"smackdown" Sergio Ramos pada final Liga Champions 2018. Bagi pendukung Liverpool, Barcelona, Mesir dan sepakbola netral, Mo Salah memang dibanting oleh Ramos sampai cedera. Sebaliknya, pendukung Madrid dan koleganya melihatnya sebagai kesialan Mo Salah yang memasukkan tangannya ke Ramos.

Jadi ternyata video pun bisa multitafsir, seperti halnya video aneh-aneh yang beredar dan menyudutkan seorang publik figur misalnya. Bisa jadi ada seorang pesohor terekam sedang ngupil saat antre di restoran fast food. Terlanjur beredar viral, maka publik pun langsung menghakiminya. Tapi tidak dengan pesohor tersebut, dia membantah bahwa sosok di video itu adalah dirinya.

Kembali ke VAR dan Piala Dunia. Mungkin ke depan tak ada lagi kejadian seperti yang menimpa Frank Lampard maupun timnas Inggris. Teknologi telah menjadi perangkat wasit yang sejatinya adalah manusia.

Namun, drama-drama dan perdebatan baru akan selalu muncul. Jangan khawatir bagi penikmat drama sepakbola. Kini tampilan drama memang dibalut teknologi, tapi tetaplah ada cerita menarik untuk dibahas, karena selalu ada manusia yang melihatnya dari berbagai sudut pandang (dan kepentingan).


Ayo kunjungi kami di MEJAQQ ^o^
Aplikasi Poker V 8 jenis games terfokus pada game kartu
Bonus Utama : Referal 20% & Rollingan 0.5%
Untuk info lengkap dan info bonus istimewa lainnya 

hubungi kami, CS ramah responsif :
*Pin BBM : DE0DFAC0
*Whatsapp : +6282211603141
*Facebook : @IDR_MEJA_QQ
*Livechat : WWW.MEJAKU99.COM

2 comments:


  1. CrownQQ | Agen Domino QQ | BandarQ | Domino99 Online Terbesar
    Susah cari Situs judi online yang bisa di percaya...?
    Mari gabung di BANDAR POKER ONLINE
    Bonus Refferal 20%
    Bonus Turn Over 0,5%
    Agen Judi Online Terbesar dan Terpercaya se asia
    Daftar dan buktikan sendiri sekarang juga..
    WHATSAPP : +855967646513
    PIN BB : 2B382398

    ReplyDelete
  2. Cuma di sahabatpk99,net kamu bisa mendapatkan jackpot yang sangat besar
    gabung sekarang jugaCuma di www,sahabatpk99,com kamu bisa mendapatkan jackpot yang sangat besar
    Yuk gabung sekarang juga !!
    -------------------------------------------**
    Dapatkan Bonus Terbesar di www,sahabatpk99,com
    BONUS TURNOVER : 0.5%
    BONUS REFERRAL : 15%
    Minimal Deposit & Withdrawnya 20.000
    ---------------------------------------------------------**
    DAFTAR >> DEPOSIT >> MAIN >> WITHDRAWAL !!
    #pokeronline

    ReplyDelete